Meneliti Taktik Manchester City di Era Pep Guardiola

Pep Guardiola telah menjadi salah satu pelatih paling berpengaruh dalam sejarah sepak bola modern, dengan karyanya di Manchester City.

Meneliti Taktik Manchester City di Era Pep Guardiola

Sejak kedatangannya pada tahun 2016, Guardiola telah mengubah City menjadi salah satu klub paling dominan di Eropa dengan pendekatan taktis yang revolusioner. Artikel Artikel MANCITY 365 akan membahas taktik dan filosofi permainan Manchester City di bawah Guardiola, menganalisis berbagai aspek yang membuat mereka begitu sukses.

Awal Mula Taktik Guardiola di Manchester City

Ketika Pep Guardiola bergabung dengan Manchester City, ia mewarisi klub yang baru saja selesai di posisi ketiga di Liga Premier. Namun, Guardiola dengan cepat mulai menerapkan filosofi bermain yang menjadi ciri khasnya, yaitu penguasaan bola yang intens dan penekanan pada permainan menyerang. Salah satu aspek kritis dari taktik awalnya adalah penerapan formasi 4-3-3, di mana tim bergerak dengan cepat dan efisien dalam membangun serangan dari belakang.

Guardiola mengedepankan filosofi yang dikenal sebagai “tiki-taka,” yang menekankan pada penguasaan bola dan pengoperan pendek. Timnya merasa nyaman untuk memasukkan kiper sebagai bagian dari permainan build-up. Menciptakan kelebihan jumlah pemain di lini tengah untuk mengatasi tekanan dari lawan. Dalam bentuk awal ini, pemain seperti Fernandinho berfungsi sebagai jangkar di lini tengah, mendukung transisi antara pertahanan dan serangan.

Perkembangan Strategi Taktis: Dari 4-3-3 ke 3-2-4-1

Seiring berjalannya waktu, Guardiola mulai beradaptasi dengan sifat permainan lawan dan kebutuhan skuadnya yang berubah. Pada musim 2022-23, salah satu perubahan signifikan yang diperkenalkannya adalah formasi 3-2-4-1 yang lebih fleksibel. Dengan menggunakan formasi ini, Manchester City dapat mengambil manfaat dari tiga bek tengah saat menguasai bola, memungkinkan bek-berbek ini untuk terlibat dalam pembangunan serangan.

Modifikasi ini juga memperkenankan penggunaan full-back yang “inverted,” di mana pemain seperti João Cancelo dan Kyle Walker. Tidak hanya beroperasi di sayap, tetapi juga berkumpul ke dalam midfield saat tim memiliki penguasaan bola. Hal ini membuka peluang bagi winger, seperti Riyad Mahrez dan Jack Grealish. Untuk mengeksploitasi ruang yang lebih lebar dan menciptakan situasi satu lawan satu dengan bek lawan.

Pendekatan Dalam Penguasaan Bola

Satu hal yang membedakan Manchester City di bawah Guardiola adalah pendekatan mereka terhadap penguasaan bola. Guardiola menekankan pentingnya menciptakan “triangles” dalam pengoperan, di mana tiga pemain secara strategis ditempatkan untuk meningkatkan kemungkinan pengoperan yang berhasil. Praktik ini tidak hanya membuat lawan kesulitan dalam merebut bola, tetapi juga memperlancar transisi ke depan dengan cepat.

Penguasaan bola yang dominan dicapai dengan membangun dari belakang, di mana kiper Ederson Moraes berfungsi sebagai pemain ke-11 dalam skema permainan. Ia sering terlibat dalam penyebaran bola, baik dengan pengoperan panjang untuk menyerang atau pengoperan pendek untuk menciptakan ritme permainan. Dalam situasi ini, Manchester City sering kali memiliki lebih banyak pemain di area tengah. Memudahkan mereka untuk mengeksploitasi kelemahan di pihak lawan.

Transisi Defensif yang Efisien

Guardiola dikenal karena filosofi menyerangnya, namun aspek defensif juga tidak diabaikannya. Salah satu kunci keberhasilan Manchester City adalah kemampuan mereka untuk bertransisi dari menyerang ke bertahan dengan cepat. Tim ini sering menetapkan tekanan tinggi untuk merebut kembali bola segera setelah kehilangan penguasaan. Pendekatan ini menciptakan ketidakpastian di pihak lawan dan memperlambat transisi mereka ke serangan.

Tim Guardiola biasanya beroperasi dalam formasi defensif yang fleksibel. Ketika kehilangan bola, mereka sering beralih ke formasi 4-4-2 atau 4-2-3-1, yang memungkinkan mereka untuk mengurangi ruang di antara lini. Ini membuat sulit bagi lawan untuk membangun serangan, memaksa mereka untuk melakukan pengoperan panjang yang sering kali dapat dihentikan oleh pemain belakang guna menciptakan kembali penguasaan bola.

Baca Juga: Manchester City Terpuruk, Tantangan Berat Menanti Dari Liverpool

Pemain Kunci dalam Taktik Guardiola

Keberhasilan taktik Guardiola tidak terlepas dari kontribusi individu pemainnya. Beberapa pemain seperti Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, dan Erling Haaland telah memainkan peran penting dalam mengeksekusi filosofi permainan ini.

  1. Kevin De Bruyne: Dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia, De Bruyne memiliki visi dan kemampuan passing yang luar biasa. Dia sering berperan sebagai pengatur serangan, mengalirkan bola ke pemain di sekitarnya dan menciptakan peluang. De Bruyne sering memposisikan dirinya di ruang kosong, dan kemampuannya untuk membaca permainan memungkinkan dia menemukan celah di pertahanan lawan.
  2. Bernardo Silva: Juga dikenal dengan kemampuannya beradaptasi, Silva telah ditempatkan dalam berbagai peran di bawah Guardiola. Dia sering berfungsi sebagai winger, namun juga mampu beroperasi di lini tengah dan bahkan di bek kiri saat diperlukan, menunjukkan fleksibilitas taktis tim. Kemampuan dribbling dan kedisiplinan defensifnya membuatnya menjadi pemain vital dalam transisi antara fase menyerang dan bertahan.
  3. Erling Haaland: Dengan kedatangan Haaland, City mendapatkan penyerang bertipe target yang telah memberi dimensi baru dalam permainan mereka. Keberadaan Haaland di lini depan menciptakan lebih banyak ruang bagi gelandang dan winger untuk bergerak dan mengeksploitasi area di sekitar kotak penalti. Haaland juga menjadi pengumpan bagi pemain lain, mengubah cara tim mengelola taktik menyerang mereka.

Tantangan dan Adaptasi Taktis

Meskipun sukses, Guardiola dan City tidak terlepas dari tantangan. Salah satu kritik terbesar yang sering dilontarkan adalah ketidakmampuan tim dalam menghadapi tim-tim yang bermain defensif atau mengandalkan serangan balik. Dalam situasi tersebut, City sering kali kesulitan untuk mencetak gol, terutama ketika lawan berhasil menutup seluruh jalur pengoperan. Guardiola segera menyadari perlunya penyesuaian taktis dan terus mengembangkan pendekatan yang dapat mengatasi permainan defensif tim lawan.

Salah satu caranya adalah meningkatkan daya serang tim dengan lebih banyak pemain di kotak penalti, sehingga Manchester City mampu menciptakan lebih banyak peluang. Selain itu, Guardiola berinvestasi dalam teknik-teknik untuk meningkatkan motivasi dan disiplin pemain, sehingga yang mampu bertahan dalam situasi sulit sekalipun.

Kesimpulan

Pengaruh Pep Guardiola terhadap Manchester City tidak dapat disangkal, dengan menerapkan filosofi permainan yang mendalam dan kompleks. Ia telah berhasil mengubah klub ini menjadi salah satu tim paling mengesankan di dunia.​ Taktik yang diterapkan Guardiola. Mulai dari penguasaan bola hingga transisi defensif yang efisien, semuanya dirancang untuk menciptakan keunggulan kompetitif di setiap pertandingan.

Keberhasilan taktik Guardiola bergantung pada kombinasi keterampilan individu pemain dan organisasi kolektif yang ketat. Manchester City bukan hanya sebuah tim, tetapi sebuah unit yang terkoordinasi dengan baik yang bergerak dan berfungsi layaknya orkestra di lapangan. Dengan terus beradaptasi dan mengembangkan taktik, Guardiola telah memastikan bahwa Manchester City tidak hanya menjadi raja di Inggris, tetapi juga di Eropa, dengan potensi untuk meraih lebih banyak kesuksesan di masa depan.

Sebagai penggemar sepak bola, kita berkesempatan untuk menyaksikan bagaimana taktik Guardiola menciptakan permainan yang menarik dan kompleks, dan bagaimana hal ini mendorong batasan-batasan yang ada dalam dunia sepak bola. Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai seputaran dunia sepak bola, anda bisa kunjungi MANCITY FAN, kalian akan mendapatkan informasi yang tentunya terbaru dan ter-update setiap hari.