Rivalitas Derby Manchester antara City dan United merupakan salah satu yang paling intens dan bersejarah dalam sepak bola dunia.
Sejak pertama kali mereka bertemu pada tahun 1881, kedua klub telah melahirkan berbagai momen yang dramatis yang menggambarkan persaingan mereka yang ketat. Artikel MANCITY 365 akan mengeksplorasi jejak sejarah rivalitas ini, termasuk awal mula, perkembangan, momen-momen kunci, dan dampaknya terhadap klub serta komunitas Manchester.
Awal Mula Rivalitas (1881-1900)
Rivalitas ini berawal pada 12 November 1881, ketika dua tim yang baru lahir, Newton Heath LYR (yang kelak menjadi Manchester United) dan St. Mark’s (yang kemudian berubah menjadi Manchester City), bertemu untuk pertama kalinya. Dalam pertemuan tersebut, Newton Heath menang dengan skor 3–0. Pada saat itu, kedua klub adalah bagian dari banyak klub lokal yang saling bersaing, dan pertemuan ini tidak dianggap significant.
Namun, seiring berkembangnya kedua tim, mereka mulai mendapatkan pengakuan yang lebih besar di dunia sepak bola Inggris. Dalam dekade 1890-an, keduanya menjadi tim dominan di Manchester, dengan serangkaian pertemuan di kompetisi lokal dan nasional.
Dalam waktu yang tidak lama, keduanya diterima menjadi anggota Liga Sepak Bola, yang memperkuat persaingan mereka di lapangan. Rivalitas ini secara bertahap melampaui batas permainan sederhana dan mulai menjadi simbol identitas lokal yang mendalam bagi penggemar masing-masing klub.
Era Awal Kejayaan (1900-1950)
Masuk ke abad ke-20, persaingan semakin memanas dengan kedua klub memasuki era kejayaan masing-masing. Manchester United, di bawah manajer Sir Matt Busby, berhasil membangun tim yang kuat dan meraih kesuksesan yang signifikan, termasuk piala yang terkenal, Piala FA. Sementara itu, Manchester City juga menunjukkan kebangkitan dengan meraih gelar Liga Inggris. Pertandingan mereka selama periode ini banyak ditandai oleh permainan keras dan momen-momen dramatis.
Momen bersejarah terjadi pada tahun 1956, ketika pertandingan Charity Shield menjadi derby pertama yang dimainkan di bawah pencahayaan lampu, di mana Manchester City berhasil menang. Kedua klub saling bertukar trofi dan kemenangan, tetapi United secara konsisten tampil lebih dominan pada tahun 1960-an dan 1990-an, menjadikan rivalitas ini semakin menarik perhatian publik.
Ini juga menjadi periode pertama di mana karakteristik khas masing-masing klub mulai terbentuk, dengan United terkenal dengan gaya permainan menyerang mereka dan City yang berfokus pada kolektivitas tim.
Keterpurukan dan Kebangkitan (1950-2000)
Memasuki akhir abad ke-20, keduanya mengalami pasang surut yang signifikan. Manchester United mengalami tragedi dengan kecelakaan pesawat Munich pada tahun 1958, yang menghancurkan tim utama mereka. Kenangan ini menjadi momen mendalam bagi penggemar dan menjadikan klub seolah terlahir kembali. Dalam tahun-tahun pasca-perang, City merosot ke divisi yang lebih rendah.
Sementara United di bawah kepemimpinan Sir Alex Ferguson kembali ke jalur kesuksesan, memenangkan banyak gelar selama 1990-an. Rivalitas ini kembali mendapatkan perhatian saat City mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Pada tahun 1989, City meraih kemenangan 5-1 dalam derby di Maine Road, yang menandai kesuksesan besar bagi mereka.
Meskipun itu adalah kemenangan terakhir mereka atas United selama 13 tahun ke depan. Momen-momen ini menunjukkan betapa uniknya rivalitas ini, di mana satu klub dapat mengalami kejayaan ketika yang lain merasakan kegagalan, menciptakan dinamika yang terus berkembang antara dua kategori klub sepak bola di Manchester.
Kejayaan Manchester City di Era Modern (2000-an)
Setelah perubahan kepemilikan pada tahun 2008, Manchester City mulai mengalami transformasi yang luar biasa. Dengan investasi besar dari pemiliknya, City mulai merekrut pemain bintang dan pelatih terkemuka. Seperti Roberto Mancini dan kemudian Pep Guardiola, yang mengubah wajah klub secara signifikan.
Keberhasilan City semakin menambah intensitas rivalitas, karena mereka mulai menantang dominasi United di Premier League. Salah satu momen ikonik dalam rivalitas ini terjadi pada tahun 2011. Ketika City mengalahkan United 6–1 di Old Trafford, salah satu kekalahan terbesar yang diderita United dalam derby.
Itu menjadi titik balik yang menunjukkan kekuatan City dan menandai kebangkitan nyata mereka di kompetisi domestik. City tidak hanya menarik perhatian dengan permainannya yang menawan tetapi juga dengan posisi keuangan yang kokoh dan dukungan besar dari komunitas lokal.
Drama dan Kontroversi di Era Modern (2010-2020)
Rivalitas ini terus berkembang sejak dekade 2010-an, dengan kedua klub mendapatkan kembali posisi mereka yang diakui secara global. Pertandingan derby semakin intens dengan drama dan kontroversi yang terlibat. Manchester City, dengan gaya permainan menyerang mereka di bawah Guardiola, sering kali menantang United yang berjuang untuk menemukan kembali konsistensi pasca-Ferguson.
Selama periode ini, pertandingan derby sering kali menghasilkan gol spektakuler dan momen-momen dramatis. Salah satu yang paling diingat adalah saat Sergio Agüero mencetak gol kemenangan pada menit terakhir melawan QPR pada tahun 2012. Memastikan gelar Premier League untuk City, yang secara tidak langsung menggenapkan ketidakpuasan di antara penggemar United.
Kasus-kasus sengketa dan keputusan arbitrasi yang kontroversial sering kali menambah bumbu pada rivalitas ini. Menjadikannya lebih dari sekadar pertandingan sepak bola, tetapi juga sebuah pertempuran mental yang menyengat di antara dua tim yang saling berhadapan.
Masa Depan: Kompetisi yang Terus Berlanjut
Saat ini, rivalitas antara City dan United tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Masing-masing klub sekarang beroperasi dalam struktur yang sangat berbeda. City, dengan tren sukses yang terus menerus dan dominasi yang jelas.
Sementara United berjuang dengan beberapa masalah manajerial dan keuangan yang menghalangi mereka untuk mencapai potensi penuh mereka. Pertarungan mereka di lapangan kini mencakup unsur keuangan, dengan berbagai pendapat mengenai pengaruh yang ada di balik kesuksesan setiap klub.
Dengan pertemuan yang akan datang, para penggemar menyaksikan pertarungan yang bukan hanya sekadar permainan. Tetapi juga perwujudan identitas lokal, ambisi, dan rivalitas yang menyala-nyala di ibu kota sepak bola Inggris.
Seiring berkembangnya karakteristik masing-masing tim dan kemajuan teknologi yang mengubah cara kita melihat permainan. Rivalitas ini diharapkan akan terus menjadi salah satu yang paling menarik dalam sepak bola.
Kesimpulan
Rivalitas Derby Manchester antara City dan United merangkum lebih dari sekadar pertandingan. Ia mengisahkan perjalanan sejarah yang kaya dengan drama, tantangan, dan momen keberhasilan. Dari awal yang sederhana hingga menjadi dua kekuatan utama di sepak bola dunia, kisah ini menyoroti kekuatan persepsi, pengaruh budaya, dan dedikasi penggemar yang tak terbantahkan.
Saat kita memasuki era baru dalam sejarah sepak bola ini, satu hal pasti, rivalitas ini akan terus menarik perhatian, menjanjikan banyak momen berharga di masa depan. Buat kalian yang ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai seputaran dunia sepak bola, anda bisa kunjungi MANCITY FAN, kalian akan mendapatkan informasi yang tentunya terbaru dan ter-update setiap hari.