Manchester City vs QPR 13 Mei 2012 Trofi Pertama Citizen

Manchester City vs QPR “Queens Park Rangers” adalah salah satu laga paling dramatis dalam sejarah Premier League, berlangsung pada 13 Mei 2012.

Manchester City vs QPR 13 Mei 2012 Trofi Pertama Citizen

Dunia sepak bola menyaksikan pertandingan terakhir musim 2011-2012. Laga ini bukan hanya menentukan hasil pertandingan hari itu, tetapi juga menjadi penentu siapa yang akan meraih gelar juara liga. Bagi Manchester City, ini adalah kesempatan untuk mengakhiri penantian panjang mereka selama 44 tahun tanpa gelar liga, setelah terakhir kali meraih trofi Liga Inggris pada 1968.

Dengan selisih poin tipis di puncak klasemen dan rival sekota, Manchester United, yang terus mengintai di belakang. City membutuhkan kemenangan untuk memastikan gelar juara pertama mereka di era Premier League. Namun, yang terjadi di lapangan Etihad lebih dari sekadar pertandingan biasa laga ini.

Menjadi momen bersejarah yang akan dikenang selamanya oleh para penggemar City, yang akhirnya merayakan trofi pertama mereka dengan cara yang paling dramatis. MANCITY 365 akan merinci serta membahas segala aspek yang berkaitan dari Manchester City vs QPR 13 Mei 2012 Trofi Pertama Citizen.

Sejarah Manchester City vs QPR

Laga antara Manchester City vs QPR di Stadion Etihad menjadi momen yang tak terlupakan dalam sejarah Liga Premier Inggris. Laga tersebut merupakan pertandingan terakhir musim 2011-2012 dan menentukan siapa yang akan meraih gelar juara liga. Sebelum pertandingan, City berada di puncak klasemen dengan selisih poin tipis dari Manchester United yang berada di posisi kedua.

Oleh karena itu, City harus menang untuk memastikan gelar juara pertama mereka dalam 44 tahun. Pada awal pertandingan, QPR yang berada di posisi terbawah klasemen tampil mengejutkan dengan permainan yang cukup solid. Mereka bahkan sempat unggul lebih dulu lewat gol Djibril Cissé pada menit ke-48.

Gol tersebut memberi harapan bagi tim tamu yang berusaha menghindari degradasi, sementara Manchester City yang tertekan harus berjuang keras untuk meraih kemenangan. Ketegangan meningkat saat Mario Balotelli menyamakan kedudukan pada menit ke-64, tetapi QPR kembali unggul lewat gol Jamie Mackie pada menit ke-66.

Dengan hanya beberapa menit tersisa, City berada dalam posisi terdesak. Namun, drama terbesar terjadi di masa injury time. Pada menit ke-92, Edin Džeko mencetak gol penyama kedudukan yang sangat krusial, membuat skor menjadi 2-2. Tidak berhenti sampai di situ, pada menit ke-94, Sergio Agüero menerima bola dari Balotelli dan dengan tenang mencetak gol kemenangan yang luar biasa.

Membawa Manchester City unggul 3-2 dan sekaligus memastikan mereka meraih gelar juara Premier League pertama dalam sejarah klub sejak 1968. Kemenangan dramatis ini memberi Manchester City total 89 poin, unggul satu poin dari Manchester United. Pertandingan ini tidak hanya dikenang sebagai penentu juara.

Tetapi juga sebagai salah satu laga paling emosional dan bersejarah dalam sejarah Premier League, dengan atmosfer yang penuh ketegangan, kejutan, dan kegembiraan yang luar biasa.

Kondisi Pemain Kedua Tim

Menjelang laga penentu gelar Premier League pada 13 Mei 2012 antara Manchester City dan Queens Park Rangers (QPR), kondisi pemain kedua tim sangat menarik untuk dicermati. Manchester City, yang berada di puncak klasemen dengan 86 poin, membutuhkan kemenangan untuk memastikan gelar juara. Di bawah asuhan Roberto Mancini, City memiliki skuad yang sangat kuat dan penuh bintang.

Pemain-pemain seperti Sergio Agüero, yang baru saja bergabung pada musim itu, menjadi andalan utama di lini depan, didampingi oleh Mario Balotelli yang penuh karakter. Di lini tengah, Yaya Touré dan David Silva adalah sosok yang sangat menentukan, dengan kemampuan mereka untuk mengontrol permainan dan menciptakan peluang.

Namun, City juga menghadapi sedikit masalah cedera menjelang laga ini, dengan beberapa pemain seperti Vincent Kompany, yang biasanya menjadi benteng pertahanan utama, sempat diragukan tampil karena cedera ringan. Di sisi lain, QPR yang berada di zona degradasi dengan 37 poin, juga memiliki tantangan besar.

Tim asuhan Mark Hughes berjuang keras untuk menghindari degradasi, dan laga melawan City menjadi kesempatan terakhir bagi mereka untuk tetap bertahan di Premier League. QPR datang ke Etihad dengan beberapa pemain kunci yang bisa memberikan kejutan. Djibril Cissé, striker berpengalaman, menjadi ancaman utama di lini depan, sementara Ji-Sung Park dan Adel Taarabt menjadi pemain penting di sektor tengah.

Namun, QPR juga mengalami krisis cedera, dengan beberapa pemain, termasuk kapten mereka, Joey Barton, dalam kondisi fisik yang tidak optimal. Dalam pertandingan ini, QPR diharapkan bermain dengan penuh determinasi, meskipun mereka harus menghadapi tantangan besar dengan kondisi tim yang terbilang rapuh.

Baca Juga: Adebayor – Penyerang Menakutkan Pada Era-nya Milik Manchester City

Taktik Manchester City vs QPR

Pada pertandingan penentu gelar Premier League antara Manchester City dan QPR pada 13 Mei 2012, taktik yang diterapkan oleh kedua tim sangat mempengaruhi jalannya laga yang penuh ketegangan tersebut. Manchester City, yang membutuhkan kemenangan untuk memastikan gelar juara, mengusung taktik menyerang sejak awal.

Roberto Mancini, pelatih City, menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan Sergio Agüero sebagai ujung tombak dan didukung oleh Mario Balotelli, David Silva, dan Samir Nasri di lini serang. Taktik utama City adalah menguasai bola dan menekan QPR dengan serangan cepat dari kedua sayap, memanfaatkan kecepatan dan kreativitas pemain seperti Silva dan Nasri.

Mereka juga mengandalkan Yaya Touré sebagai penghubung antara lini tengah dan serangan. Dengan kemampuan fisik dan visinya untuk membuka ruang. Dalam hal pertahanan, City mengandalkan Vincent Kompany dan Joleon Lescott di jantung pertahanan untuk mengatasi serangan QPR yang cenderung langsung dan cepat.

Sementara itu, QPR yang berjuang untuk menghindari degradasi di bawah asuhan Mark Hughes. Menerapkan taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik. QPR cenderung menggunakan formasi 4-4-2 atau 4-5-1 dengan lini belakang yang rapat untuk menahan tekanan dari City. Pemain-pemain seperti Ji-Sung Park dan Adel Taarabt di lini tengah diharapkan untuk menjaga kedalaman pertahanan dan sekaligus memberikan dukungan serangan.

Kecepatan Djibril Cissé menjadi andalan utama QPR dalam memanfaatkan peluang dari serangan balik. Sementara Bobby Zamora juga berperan sebagai target man untuk memanfaatkan bola-bola panjang. Dalam hal pertahanan, QPR berfokus pada pemblokiran ruang dan menutup opsi umpan yang biasa dilakukan oleh City. Dengan Joey Barton dan Clint Hill yang berperan sebagai penjaga keseimbangan di lini tengah dan belakang.

Taktik City yang dominan menguasai permainan harus berhadapan dengan taktik QPR yang bertahan dan bermain pragmatis. Meski lebih banyak menekan, City harus bersabar dan mencari celah di pertahanan QPR yang solid. Sementara tim tamu berusaha memanfaatkan momen-momen serangan balik untuk mengejutkan lawan.

Trofi Premier League Pertama The Citizen

Trofi Premier League Pertama The Citizen

Laga antara Manchester City dan Queens Park Rangers (QPR) di Stadion Etihad menjadi momen bersejarah yang mengantarkan The Citizens meraih trofi Premier League pertama mereka dalam 44 tahun. Laga tersebut merupakan pertandingan terakhir musim 2011-2012. Dan City membutuhkan kemenangan untuk memastikan gelar juara, mengingat mereka hanya unggul dua poin dari rival sekota. Manchester United, yang juga bermain pada hari yang sama.

Pertandingan ini penuh drama dan ketegangan, karena City sempat tertinggal dua kali sebelum akhirnya berhasil membalikkan keadaan. QPR, yang sedang berjuang untuk menghindari degradasi. Tampil dengan sangat defensif dan memberi kejutan saat Djibril Cissé mencetak gol pembuka di babak kedua, membuat City tertekan.

Meskipun City berhasil menyamakan kedudukan melalui Mario Balotelli, QPR kembali unggul lewat gol Jamie Mackie. Dan tim tamu tampaknya berhasil menahan laju City untuk meraih gelar. Namun, drama sejati terjadi di masa injury time. Pada menit ke-92. Edin Džeko mencetak gol penyama kedudukan yang penting, membawa City ke posisi 2-2.

Saat pertandingan hampir berakhir, pada menit ke-94, Sergio Agüero, yang menjadi pemain kunci sepanjang musim itu. Menerima umpan dari Mario Balotelli dan dengan dingin mencetak gol kemenangan yang sangat dramatis, membawa City unggul 3-2. Gol Agüero ini tidak hanya memastikan kemenangan di laga tersebut. Tetapi juga mengantarkan Manchester City meraih trofi Premier League pertama mereka sejak 1968.

Kemenangan ini juga membuat mereka unggul satu poin dari Manchester United yang bermain imbang dengan Sunderland. Keberhasilan ini menjadi simbol kebangkitan City sebagai kekuatan baru dalam sepak bola Inggris. Mengakhiri dominasi United dan memberikan fans City trofi yang telah lama dinanti. Kemenangan ini menandai awal dari era baru bagi Manchester City yang didukung oleh investasi besar dan skuad bertabur bintang.

Kesimpulan

Laga antara Manchester City dan Queens Park Rangers (QPR) pada 13 Mei 2012 di Premier League menjadi salah satu momen paling bersejarah dalam sejarah sepak bola Inggris, yang menandai perolehan trofi pertama bagi Manchester City di era Premier League. Laga tersebut, yang berlangsung dramatis di Stadion Etihad. Tidak hanya menentukan siapa yang akan menjadi juara liga. Tetapi juga menyuguhkan ketegangan luar biasa hingga detik-detik terakhir.

Setelah tertinggal dua kali oleh gol QPR, City berhasil membalikkan keadaan dengan gol penyama dari Edin Džeko di menit-menit terakhir, sebelum Sergio Agüero mencetak gol kemenangan di menit tambahan untuk membawa City meraih kemenangan 3-2. Kemenangan tersebut memastikan City mengamankan gelar juara Premier League pertama mereka sejak 1968. Mengalahkan rival sekota Manchester United dengan selisih satu poin.

Trofi ini menjadi simbol kebangkitan Manchester City sebagai kekuatan baru dalam sepak bola Inggris. Setelah bertahun-tahun berjuang untuk kembali ke puncak. Selain itu, kemenangan ini juga menegaskan kualitas skuad asuhan Roberto Mancini yang penuh dengan pemain bintang, termasuk Agüero. Yaya Touré, dan David Silva, yang memainkan peran kunci dalam keberhasilan tersebut.

Dengan perolehan gelar ini, City mengakhiri penantian panjang mereka dan memulai era baru yang penuh ambisi. Secara keseluruhan, pertandingan tersebut bukan hanya menjadi penentu gelar. Tetapi juga menjadi bagian penting dari sejarah klub yang akan dikenang oleh para penggemar City sepanjang masa. Untuk mendapatkan berita terkini terkait seputar informasi sport menarik lainnya dengan kunjungi MANCITY FOOTBALL PRO.