Manchester City merupakan salah satu tim sepak bola yang paling dominan di dunia dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan pelatih Pep Guardiola di kursi manajer, mereka meraih berbagai gelar bergengsi, termasuk Liga Premier Inggris, Liga Champions UEFA, dan piala domestik lainnya. Namun, selama musim 2024/25 ini, tim yang sebelumnya tak terhentikan tersebut mengalami penurunan performa yang signifikan. Beberapa faktor dapat menjelaskan mengapa Manchester City kehilangan taringnya dalam perjalanan mereka untuk mempertahankan supremasi. Dalam Artikel MANCITY 365 ini, kita akan membahas beberapa faktor yang mendasari perdebatan ini.
Cedera Pemain Kunci
Salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan performa Manchester City adalah cedera pemain kunci. Sejak awal musim, tim ini telah mengalami banyak cedera yang memengaruhi komposisi dan kinerja mereka. Dalam beberapa pertandingan terakhir, mereka kehilangan beberapa pemain penting seperti Rodri, Kevin De Bruyne, dan Jack Grealish, yang merupakan bagian integral dari strategi permainan Guardiola. Ketidakadaan Rodri, misalnya, sangat berpengaruh karena ia dikenal sebagai pengatur ritme permainan dan pengaman lini belakang.
Cedera tersebut tidak hanya memengaruhi performa di lapangan, tetapi juga menyebabkan ketidakstabilan dalam rotasi pemain dan taktik yang diterapkan. Guardiola, yang terkenal dengan kemampuannya dalam mengatur strategi dan taktik, terpaksa melakukan penyesuaian yang mengubah filosofi permainan tim. Akibatnya, ketidakpaduan dalam tim muncul, yang menjadi terlihat jelas dalam performa di lapangan.
Masalah Rekrutmen dan Kualitas Tim
Seiring berjalannya waktu, Manchester City perlu memastikan bahwa mereka tidak hanya bergantung pada beberapa pemain senior yang sudah mulai menua. Dengan keluarnya beberapa pemain berpengaruh seperti Ilkay Gundogan dan Julián Álvarez, tim membutuhkan wajah-wajah baru untuk membawa energi dan kreativitas. Meskipun beberapa pemain baru telah didatangkan, mereka belum sepenuhnya dapat beradaptasi dengan gaya permainan Guardiola, yang mengharuskan pemain memiliki pemahaman taktis yang tinggi dan kemampuan untuk bergerak secara cepat dalam transisi.
Misalnya, penandatanganan Savinho dari klub lain masih memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan sistem dan filosofi permainan yang diterapkan di Manchester City. Kurangnya kedalaman skuad yang berkualitas dapat dilihat dari bahwa, dalam situasi di mana pasukan inti tidak tersedia, tim kesulitan menemukan performa terbaik mereka, bahkan melawan tim yang lebih lemah.
Baca Juga: Cedera ACL Tak Halangi Rodri: Targetkan Kembali Bermain di Musim Ini
Keberhasilan yang Menjadi Beban
Meraih gelar treble pada musim sebelumnya membawa harapan dan ekspektasi tinggi bagi Manchester City. Namun, kesuksesan tersebut juga memberikan tekanan besar kepada skuad untuk terus tampil di level yang tinggi. Tekanan untuk mempertahankan performa ini, ditambah dengan jadwal pertandingan yang padat, dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik di kalangan pemain. Pinpointing pada kelelahan, salah satu pemain kunci, Phil Foden, secara terbuka mengakui bahwa kelelahan dari musim lalu berdampak pada kemampuannya untuk tampil optimal di awal musim ini.
Pentingnya mentalitas dalam laga-laga besar tidak bisa diabaikan. Setelah mencapai puncak karir, penting bagi para pemain untuk tetap termotivasi dan fokus. Namun, penurunan semangat di antara beberapa pemain dapat terlihat, dan hal ini berpotensi mengganggu harmoni tim. Guardiola sebagai manajer harus menemukan cara untuk membangkitkan kembali motivasi tim, agar mereka dapat bersaing dengan tim-tim lain yang sedang dalam performa terbaik mereka.
Penyesuaian Taktis dan Pembacaan Lawan
Dengan kesulitan yang dihadapi Manchester City, banyak tim di liga kini mulai menemukan cara untuk menekan dan mengeksploitasi kelemahan mereka. Dalam beberapa pertandingan terakhir, tim menjadi lebih mudah dihadapi, terutama ketika lawan menggunakan taktik untuk menghalangi jalur operan dan mengisolasi permainan depan City. Melawan tim yang menerapkan pertahanan ketat, Guardiola perlu beradaptasi dengan pendekatan yang lebih inovatif. Namun, alih-alih mengambil risiko, City sering kali terjebak dalam permainan umpan-umpan pendek yang tidak membuahkan hasil.
Perubahan taktik yang belum optimal ini menyulitkan tim untuk menemukan ritme permainan, dan hasilnya terlihat ketika City harus tunduk di tangan tim yang notabene lebih lemah. Keberhasilan tim lain dalam menyusun strategi menghadapi City menjadi sinyal bagi Guardiola untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian taktis yang lebih efektif di masa mendatang.
Ketidakpastian di Luar Lapangan
Selain masalah di dalam lapangan, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi kestabilan tim. Isu-isu di luar kontrol seperti pertanyaan tentang masa depan Guardiola di klub, spekulasi mengenai kepergian pemain bintang, dan tentang kasus yang dihadapi klub terkait dugaan pelanggaran finansial dapat aktif memengaruhi fokus tim. Situasi ini menciptakan atmosfer ketidakpastian yang dapat berdampak pada kinerja tim di lapangan.
Manchester City sering disebut-sebut sebagai salah satu klub terkuat. Namun sekarang mereka perlu bekerja keras untuk kembali ke jalur kemenangan dan mempertahankan reputasi mereka. Dukungan dari suporter dan stabilitas dalam manajemen internal adalah kunci bagi klub untuk melewati masa-masa sulit ini dan kembali ke tingkat performa yang diharapkan.
Kesimpulan
Kehilangan taring Manchester City di musim ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang beragam. Cedera untuk pemain kunci, masalah rekrutmen, tekanan untuk mempertahankan kesuksesan. Penyesuaian taktis yang tidak memadai, serta ketidakpastian dari luar lapangan menjadi tantangan tersendiri bagi tim. Sementara harapan tinggi diletakkan di pundak mereka. Kini Guardiola dan anak asuhnya harus menemukan jalan untuk bangkit dari penurunan performa ini.
Kedalaman skuad, efisiensi dalam bermain. Dan kepercayaan diri perlu dipulihkan agar Manchester City dapat kembali bersaing di jalur menuju gelar juara. Kembalinya para pemain cedera serta pengintegrasian pemain baru dengan efektif dalam sistem permainan Guardiola akan menjadi langkah krusial selanjutnya. Dengan semua tantangan ini, Manchester City harus belajar dari pengalaman dan kembali menjadi tim. Yang tak terhentikan seperti yang mereka tunjukkan selama beberapa tahun terakhir. Demikian informasi berita tentang Manchester City yang terpuruk, ikuti juga berita lainnya seputar sepak bola di Liga Inggris.